Posting lanjutan dari cara mengatur makanan anak, sesuai tema kali ini, pemberian makanan pada anak sesuai dengan kelompok memang perlu dianjurkan untuk kesehatan anak itu sendiri
Pemberian Makan Pada Bayi 0-1 Tahun
Masalah makan pada kelompok ini umumnya adalah dalam bentuk masalah ketika menyusui. Masalah bisa timbul dari pihak ibu maupun dari pihak bayi sendiri. Dari pihak ibu, misalnya karena kelainan pada puting susu, sehingga menimbulkan gangguan ketika bayi menghisap ASI. Kelainan ini bisa dalam bentuk puting susu yang masuk ke dalam, puting susu yang lecet, saluran susu tersumbat, abses payudara atau ASI kurang.
Dari pihak bayi, masalah dapat timbul akibat adanya gangguan fisik ketika lahir. Misalnya bayi lemah karena berat lahirnya rendah. Bayi mengalami cacat sumbing, sehingga sulit menyedot ASI. Bisa pula karena gangguan penyakit semisal akterius, diare dan sebagainya.
Pemberian ASI pada bayi memang sangat bermanfaat, lebih detailnya bisa Anda baca di Manfaat Asi Sangat Penting Bagi Anak.
Pemberian Makan Pada Anak 1-5 Tahun (Balita)
Pemberian makan pada balita - Masalah makan pada anak balita berbeda dengan bayi. Ini karena telah terjadi perkembangan dalam cara mengkonsumsi makanan. Peranan menghisap untuk mendapatkan makanan tunggal yang lengkap (ASI maupun susu formula), secara berangsur-angsur telah digantikan oleh ketrampilan makan untuk mengkonsumsi berbagai jenis makanan padat dan minuman.
Kelompok ini disebut konsumer semi pasif/semi dan pada usia ini anak cenderung menolak makanan untuk menunjukkan kelakuannya. Masalah makan yang berupa berkurangnya nafsu makan (anoreksia) semakin meningkat.
Berkaitan dengan meningkatnya lingkungan dan ruang gerak anak balita yang semakin luas, mereka lebih mudah terserang kuman-kuman dan zat-zat penyebab penyakit, sehingga akan lebih sering sakit, terutama penyakit infeksi, baik akut maupun yang menahun. Selain itu, investasi cacing juga kerap terjadi jika dibandingkan pada masa masih bayi.
Defisiensi nutrien dan malnutrisi energi protein, yang masih banyak terdapat pada anak balita dengan keadaan anoreksia. Pada kasus-kasus MEP yang berat, biasanya masalah makan hanya dapat diatasi dengan cara pemberian makan secara paksa dengan merawat di rumah sakit.
Pada anak balita mungkin ditemukan masalah makanan berupa nafsu makan yang aneh (pika). Yaitu menyukai makan benda-benda yang bukan makanan, misalnya tanah, tembok, mainan, dll. Mungkin berkaitan dengan penyakit malnutrisi energi protein yang berat atau gangguan perkembangan mental.
Pemberian Makanan Pada Anak Usia 6 - 12 Tahun.
Masalah makan berupa gangguan nafsu makan menjadi lebih sering pada kelompok usia sekolah ini. Berkurangnya nafsu makan mungkin karena alasan yang umum, yaitu karena sakit. Mungkin juga karena faktor lain, misalnya faktor waktu atau kesempatan untuk makan. Mereka mungkin mengabaikan makan atau sarapan karena kesibukannya untuk belajar dan bermain.
Pada usia ini faktor terhadap makanan (like dan dislike) sangat berperan, misalnya tidak menyukai makanan tertentu. Masalah makan karena faktor kejiwaan mungkin mulai tampak berperanan terutama pada anak gadis usia sekitar 10-12 tahun, sesuai dengan awal masa remaja.
Masalah makan mereka lakukan dengan sengaja, yaitu membatasi makan dengan dalam upayanya untuk mengurangi berat badan, untuk mencapai penampilan diri tertentu yang didambakan. Jika upaya tersebut berlebihan, dapat mengakibatkan anoreksia nervosa yang berbahaya. Sebaliknya mungkin pula terjadi nafsu makan yang berlebih (hiperooreksia) yang mengakibatkan kelebihan berat dan jika berkelanjutan akan mengakibatkan obesitas.
Masalah obesitas sekarang cenderung meningkat terutama di daerah perkotaan karena perubahan gaya hidup dan juga antara lain karena telah banyak tersedia jenis makanan yang berkalori tinggi baik sebagai makanan jajanan maupun yang dibuat di rumah.
Pemberian Makanan Pada Remaja 12 - 18 Tahun.
Masalah makan yang penting pada usia remaja lebih menunjukkan masalah anoreksia dan masalah nafsu makan berlebih. Mungkin disertai dengan latar belakang kejiwaan yang lebih penting. Di negara industri maju, masalah anoreksia nervosa dan masalah makan yang lebih penting dibandingkan di negara berkembang, sedangkan di negara berkembang, sedangkan di negara bekembang telah muncul masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Pada usia ini selera makan telah mendekati selera makanan untuk orang dewasa misalnya makan pedas.
Gangguan kejiwaan berupa anoreksia nervosa mungkin tredapat pada gadis remaja yang disebabkan oleh keinginan untuk memperoleh penampilan tubuh yang langsing dan takut menjadi gemuk. Masalah makan dengan latar belakang yang kompleks, antara lain anoreksia nervosa, bulimia, obesitas gizi (simple obesity) memang sering terjadi pada periode pertumbuhan tercepat yang kedua, yaitu pada awal sampai pertengahan masa remaja. Remaja putri yang telah mengalami haid sering menderita anemia kekurangan zat besi. Oleh Karena itu diperlukan makanan yang cukup mengandung protein dan pemberian zat besi.
Penulis : Emg
Pemberian Makan Pada Bayi 0-1 Tahun
Masalah makan pada kelompok ini umumnya adalah dalam bentuk masalah ketika menyusui. Masalah bisa timbul dari pihak ibu maupun dari pihak bayi sendiri. Dari pihak ibu, misalnya karena kelainan pada puting susu, sehingga menimbulkan gangguan ketika bayi menghisap ASI. Kelainan ini bisa dalam bentuk puting susu yang masuk ke dalam, puting susu yang lecet, saluran susu tersumbat, abses payudara atau ASI kurang.
Dari pihak bayi, masalah dapat timbul akibat adanya gangguan fisik ketika lahir. Misalnya bayi lemah karena berat lahirnya rendah. Bayi mengalami cacat sumbing, sehingga sulit menyedot ASI. Bisa pula karena gangguan penyakit semisal akterius, diare dan sebagainya.
Pemberian ASI pada bayi memang sangat bermanfaat, lebih detailnya bisa Anda baca di Manfaat Asi Sangat Penting Bagi Anak.
Pemberian Makan Pada Anak 1-5 Tahun (Balita)
Pemberian makan pada balita - Masalah makan pada anak balita berbeda dengan bayi. Ini karena telah terjadi perkembangan dalam cara mengkonsumsi makanan. Peranan menghisap untuk mendapatkan makanan tunggal yang lengkap (ASI maupun susu formula), secara berangsur-angsur telah digantikan oleh ketrampilan makan untuk mengkonsumsi berbagai jenis makanan padat dan minuman.
Kelompok ini disebut konsumer semi pasif/semi dan pada usia ini anak cenderung menolak makanan untuk menunjukkan kelakuannya. Masalah makan yang berupa berkurangnya nafsu makan (anoreksia) semakin meningkat.
Berkaitan dengan meningkatnya lingkungan dan ruang gerak anak balita yang semakin luas, mereka lebih mudah terserang kuman-kuman dan zat-zat penyebab penyakit, sehingga akan lebih sering sakit, terutama penyakit infeksi, baik akut maupun yang menahun. Selain itu, investasi cacing juga kerap terjadi jika dibandingkan pada masa masih bayi.
Defisiensi nutrien dan malnutrisi energi protein, yang masih banyak terdapat pada anak balita dengan keadaan anoreksia. Pada kasus-kasus MEP yang berat, biasanya masalah makan hanya dapat diatasi dengan cara pemberian makan secara paksa dengan merawat di rumah sakit.
Pada anak balita mungkin ditemukan masalah makanan berupa nafsu makan yang aneh (pika). Yaitu menyukai makan benda-benda yang bukan makanan, misalnya tanah, tembok, mainan, dll. Mungkin berkaitan dengan penyakit malnutrisi energi protein yang berat atau gangguan perkembangan mental.
Pemberian Makanan Pada Anak Usia 6 - 12 Tahun.
Masalah makan berupa gangguan nafsu makan menjadi lebih sering pada kelompok usia sekolah ini. Berkurangnya nafsu makan mungkin karena alasan yang umum, yaitu karena sakit. Mungkin juga karena faktor lain, misalnya faktor waktu atau kesempatan untuk makan. Mereka mungkin mengabaikan makan atau sarapan karena kesibukannya untuk belajar dan bermain.
Pada usia ini faktor terhadap makanan (like dan dislike) sangat berperan, misalnya tidak menyukai makanan tertentu. Masalah makan karena faktor kejiwaan mungkin mulai tampak berperanan terutama pada anak gadis usia sekitar 10-12 tahun, sesuai dengan awal masa remaja.
Masalah makan mereka lakukan dengan sengaja, yaitu membatasi makan dengan dalam upayanya untuk mengurangi berat badan, untuk mencapai penampilan diri tertentu yang didambakan. Jika upaya tersebut berlebihan, dapat mengakibatkan anoreksia nervosa yang berbahaya. Sebaliknya mungkin pula terjadi nafsu makan yang berlebih (hiperooreksia) yang mengakibatkan kelebihan berat dan jika berkelanjutan akan mengakibatkan obesitas.
Masalah obesitas sekarang cenderung meningkat terutama di daerah perkotaan karena perubahan gaya hidup dan juga antara lain karena telah banyak tersedia jenis makanan yang berkalori tinggi baik sebagai makanan jajanan maupun yang dibuat di rumah.
Pemberian Makanan Pada Remaja 12 - 18 Tahun.
Masalah makan yang penting pada usia remaja lebih menunjukkan masalah anoreksia dan masalah nafsu makan berlebih. Mungkin disertai dengan latar belakang kejiwaan yang lebih penting. Di negara industri maju, masalah anoreksia nervosa dan masalah makan yang lebih penting dibandingkan di negara berkembang, sedangkan di negara berkembang, sedangkan di negara bekembang telah muncul masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Pada usia ini selera makan telah mendekati selera makanan untuk orang dewasa misalnya makan pedas.
Gangguan kejiwaan berupa anoreksia nervosa mungkin tredapat pada gadis remaja yang disebabkan oleh keinginan untuk memperoleh penampilan tubuh yang langsing dan takut menjadi gemuk. Masalah makan dengan latar belakang yang kompleks, antara lain anoreksia nervosa, bulimia, obesitas gizi (simple obesity) memang sering terjadi pada periode pertumbuhan tercepat yang kedua, yaitu pada awal sampai pertengahan masa remaja. Remaja putri yang telah mengalami haid sering menderita anemia kekurangan zat besi. Oleh Karena itu diperlukan makanan yang cukup mengandung protein dan pemberian zat besi.
Penulis : Emg