Pacaran di jaman sekarang ini sudah menjadi sebuah pemandangan yang biasa. Tetapi pada perkembangannya, kini pacaran sudah jauh melenceng dari tujuan dan makna pacaran itu sendiri . Pacaran sekarang ini lebih banyak dijadikan sebagai ajang pemuas nafsu sehingga kerap terdengar seorang wanita akhirnya harus kehilangan masa mudanya yang berharga, karena sudah terlanjur hamil sebelum resmi nikah.
Lebih celakanya lagi sang pria enggan untuk bertanggung jawab. Tak hanya dilakukan oleh para remaja yang masih sangat rentan dalam memaknai hidup yang sebenarnya, tetapi juga dilakukan oleh para orang dewasa yang seharusnya memberi contoh yang baik.
Secara garis besar tujuan pacaran adalah sebuah usaha pengenalan dua insan yang berlainan jenis dari dua keluarga yang berbeda, untuk saling memahami pribadi masing-masing dengan tujuan untuk memperoleh kecocokan visi dan misi dalam mengarungi hidup mereka kelak saat berumah tangga.
Sedangkan makna pacaran adalah sebuah langkah yang lebih intensif dari dua insan berlainan jenis dari dua keluarga yang berbeda, sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, untuk saling memahami secara lebih mendalam semua kebiasaan, perilaku, kesenangan dan keengganan masing masing individu pelaku pacaran itu, sehingga kedua belah pihak dapat mengetahui apakah ada kecocokan dalam menggapai tujuan hidup maupun dalam mengolah rumah tangga mereka kelak.
Ada sebuah kebiasan dan tuntunan dalam Islam dalam memahami pacaran yang sehat antara sepasang muda mudi berlainan jenis dari dua keluarga berbeda, khususnya pacaran yang bertujuan ke arah pernikahan sebagai bentuk akhir dari membina hubungan yang lebih serius , yaitu :
Berikut makna dan tujuan pacaran yang sehat yang perlu diketahui, semoga bermanfaat.
Lebih celakanya lagi sang pria enggan untuk bertanggung jawab. Tak hanya dilakukan oleh para remaja yang masih sangat rentan dalam memaknai hidup yang sebenarnya, tetapi juga dilakukan oleh para orang dewasa yang seharusnya memberi contoh yang baik.
Tujuan Dan Makna Pacaran
Jika memilik dari asal usul manusia yang tak pernah saling mengenal, maka sudah sewajarnya jika pada tahapan selanjutnya sepasang muda mudi yang ingin serius berkenalan / berhubungan, mulai saling membuka diri untuk lebih mengenal pribadi masing masing secara lebih jauh.Secara garis besar tujuan pacaran adalah sebuah usaha pengenalan dua insan yang berlainan jenis dari dua keluarga yang berbeda, untuk saling memahami pribadi masing-masing dengan tujuan untuk memperoleh kecocokan visi dan misi dalam mengarungi hidup mereka kelak saat berumah tangga.
Sedangkan makna pacaran adalah sebuah langkah yang lebih intensif dari dua insan berlainan jenis dari dua keluarga yang berbeda, sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, untuk saling memahami secara lebih mendalam semua kebiasaan, perilaku, kesenangan dan keengganan masing masing individu pelaku pacaran itu, sehingga kedua belah pihak dapat mengetahui apakah ada kecocokan dalam menggapai tujuan hidup maupun dalam mengolah rumah tangga mereka kelak.
Tuntunan Pacaran Yang Sehat
Ada sebuah kebiasan dan tuntunan dalam Islam dalam memahami pacaran yang sehat antara sepasang muda mudi berlainan jenis dari dua keluarga berbeda, khususnya pacaran yang bertujuan ke arah pernikahan sebagai bentuk akhir dari membina hubungan yang lebih serius , yaitu :
Pertama
Saat seorang laki laki mulai menaruh hati terhadap lawan jenisnya, dia harus mulai mencari aneka informasi yang berkaitan dengan wanita itu. Apakah dia sudah menikah/ dijodohkan, siapa orang tuanya, dimana tempat tinggalnya, berapa jumlah saudara sekandungnya, dll. Info ini dapat diperoleh dari orang orang terdekat dengan wanita itu.Kedua
Selanjutnya bersama dengan keluarga terdekat pihak laki-laki (bisa orang tua, om dan tantenya, atau anggota keluarga lain) untuk bertandang dan berkenalan dengan orang tua wanita. Kunjungan ini bertujuan untuk menanyakan secara langsung kepada orang tua wanita apakah anak wanita mereka sudah dipinang. Jika belum ada yang meminang, barulah diutarakan maksud dan tujuan pihak laki laki ini bertandang saat itu yaitu untuk meminang sang wanita. Jika pihak wanita setuju, barulah hubungan antara sepasang muda mudi ini dianggap serius, tapi belum resmi sehingga dalam berhubungan/ berkomunikasi harus tetap memperhatikan kaidah dan prinsip bersilaturahmi yang telah diatur dalam agama. Seperti :- Tidak boleh duduk berdua-duaan kecuali ada salah satu mahram ( = orang yang tidak boleh / haram untuk dinikahi ) dari pihak wanita.(HR.Bukhari 3006,523)
- Tidak boleh saling menatap, sehingga dapat membangkitkan nafsu birahi, yang pada akhirnya dapat menjerumuskan ke dalam lembah kehinaan. (Qur`an Surat An Nur :30)
- Tidak boleh pergi berduaan, kecuali diiringi salah satu mahram dari pihak wanita. (HR.Bukhari 1088)
- Tidak boleh melakukan perbuatan yang mendekati zina, apalagi melakukan yang lebih daripada itu, seperti berbicara porno / jorok, berpegangan tangan, apalagi berciuman atau berpelukan (Al Qur`an Surat Al Israa : 32) . Sebab perbuatan seperti itu mudah membangkitkan nafsu dan termasuk jalan termudah bagi syaitan untuk menggoda sepasang manusia berlainan jenis.
Ketiga
Dalam pacaran ini, hal-hal yang dibicarakan adalah kebiasaan-kebiasaan yang disukai dan sering dilakukan oleh kedua belah pihak yang menyangkut hubungan pertemanan lawan jenis. Cara pandang suatu masalah dan cara penyelesaian antara dua belah pihak, tujuan sebuah pernikahan, cara mendidik anak, problem solving (cara pemecahan) terbaik jika ada sebuah masalah, dllKeempat
Jika dirasa sudah ada kecocokan, barulah mulai dibicarakan rencara tanggal pernikahannya (HR.Bukhari Muslim) . Jika tak saling cocok, hubungan ini dapat berakhir, tanpa ada pihak yang dirugikan tapi dengan tetap menjalin silaturahmi yang baik sebagai teman biasa.Berikut makna dan tujuan pacaran yang sehat yang perlu diketahui, semoga bermanfaat.