Saudi Arabia sebagai negara Islam dengan cadangan minyak yang besar di dunia ini telah mulai menyusun rencana anggaran bersamaan dengan mulai berakhirnya tahun 2014. Kerajaan Saudi ini telah berhasil membuktikan pada dunia bahwa mereka memiliki kebijakan finansial politik yang baik ketika menghadapi keadaan kontra siklus dari ekonomi. Kebijakan ini adalah dengan meningkatkan investasi finansial dan mengurangi hutang publik.
Saudi Arabia merencanakan budget untuk 2015 akan mendanai proyek pembangunan luar biasa besar di tahun 2015. Di rencana anggaran tahun depan yang akan direpresentasikan di kabinet dalam waktu dekat, akan fokus pada pendanaan fasilitas kesehatan, pendidikan, servis sosial dan keamanan. Kementrian memperlambat laju peningkatan pendanaan di tahun ini hingga mencapai 4.3%, dibandingkan dengan hampir mencapai 20% di tahun 2013. Rencana keuangan di tahun 2015 belum dipublikasikan dan akan harus mengakomodasi dengan harga minyak yang menjadi tulang punggung ekonomi kerajaan ini.
Pemimpin negara ini telah menginvestasikan banyak di berbagai proyek utama dan mereka tidak akan menariknya kembali atau pun mereka akan memotong gaji pegawai. Raja Abdullah telah mengalokasikan banyak simpanan uang untuk membangun jalan, pusat pusat industri dan bandar udara karena dirinya ingin mengurangi ketergantungan pada minyak di dalam negara ini dan untuk menstimulasi perkembangan ekonomi. Pengeluaran pemerintah telah didorong oleh harga minyak mentah yang rata rata berada di atas 107 USD per barrel sejak akhir 2011. Minyak sekarang adalah barang dagang yang berada setengah dari level tersebut, dan berada di titik bawah pada tahun 2009.
Kemudian di tahun 2010, ekonomi terbesar dunia Arab ini menyebutkan rencana pembangunan dengan 384 milyar USD terpisah. Perkembangan ekonomi kemudian berkembang pesar dari 1.8% di tahun 2009 ke 7.4% di tahun setelahnya dan 8.6% di tahun 2011. Saudi Arabia akan mendapatkan perkembangan ekonomi yang positif, sebagai hasil dari pengeluaran pemerintah dan dukungan untuk sektor pribadi. Perkembangan di tahun ini diperkirakan akan berada pada 4.4%, percepatan tercepat kedua bersama dengan United Arab Emirates dalam enam negara yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council setelah Qatar. Mereka mengharapkan bahwa perencanaan anggaran tahun ini akan cukup besar untuk membuat kepercayaan bahwa ekonomi akan terus bertahan dan memberikan kepercayaan diri pada para investor di pasar saham. Fokus dari pengeluaran ini akan terus berjalan menjadi pilar kembar di formasi kapital manusia dan kapital investasi.
Saudi Arabia merencanakan budget untuk 2015 akan mendanai proyek pembangunan luar biasa besar di tahun 2015. Di rencana anggaran tahun depan yang akan direpresentasikan di kabinet dalam waktu dekat, akan fokus pada pendanaan fasilitas kesehatan, pendidikan, servis sosial dan keamanan. Kementrian memperlambat laju peningkatan pendanaan di tahun ini hingga mencapai 4.3%, dibandingkan dengan hampir mencapai 20% di tahun 2013. Rencana keuangan di tahun 2015 belum dipublikasikan dan akan harus mengakomodasi dengan harga minyak yang menjadi tulang punggung ekonomi kerajaan ini.
Peningkatan Budget Keuangan Saudi Arabia
Seperti yang kita tahu bahwa negara ini banyak menekankan minyak sebagai tulang punggung ekonomi mereka. Namun, kini kerajaan Saudi telah lama mulai membuat kebijakan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi mereka di sektor sektor ekonomi yang lain. Saudi Arabia akan terus mendanai pengeluaran yang masuk akal namun akan memperlambat pertumbuhan.Pemimpin negara ini telah menginvestasikan banyak di berbagai proyek utama dan mereka tidak akan menariknya kembali atau pun mereka akan memotong gaji pegawai. Raja Abdullah telah mengalokasikan banyak simpanan uang untuk membangun jalan, pusat pusat industri dan bandar udara karena dirinya ingin mengurangi ketergantungan pada minyak di dalam negara ini dan untuk menstimulasi perkembangan ekonomi. Pengeluaran pemerintah telah didorong oleh harga minyak mentah yang rata rata berada di atas 107 USD per barrel sejak akhir 2011. Minyak sekarang adalah barang dagang yang berada setengah dari level tersebut, dan berada di titik bawah pada tahun 2009.
Kebijakan Finansial Saudi Arabia
Saudi Arabia telah menjaga kebijakan ekonomi untuk mengatasi siklus ekonomi dengan meningkatkan jaminan finansial dan mengurangi utang publik selama periode “hasil publik yang tinggi”. Kebijakan ini telah memberikan garis pertahanan di negara ini selama waktu yang dibutuhkan termasuk ketika krisis finansial global di tahun 2008. Kebijakan ini akan terus berlanjut pada budget berikutnya. Sebagai respon untuk krisis finansial 2008, Saudi Arabia mengatakan bahwa mereka akan mengeluarkan uang lebih dari 400 milyar USD selama lebih dari lima tahun untuk menstimulasi keadaan ekonomi dan memperluas lapangan pekerjaan.Kemudian di tahun 2010, ekonomi terbesar dunia Arab ini menyebutkan rencana pembangunan dengan 384 milyar USD terpisah. Perkembangan ekonomi kemudian berkembang pesar dari 1.8% di tahun 2009 ke 7.4% di tahun setelahnya dan 8.6% di tahun 2011. Saudi Arabia akan mendapatkan perkembangan ekonomi yang positif, sebagai hasil dari pengeluaran pemerintah dan dukungan untuk sektor pribadi. Perkembangan di tahun ini diperkirakan akan berada pada 4.4%, percepatan tercepat kedua bersama dengan United Arab Emirates dalam enam negara yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council setelah Qatar. Mereka mengharapkan bahwa perencanaan anggaran tahun ini akan cukup besar untuk membuat kepercayaan bahwa ekonomi akan terus bertahan dan memberikan kepercayaan diri pada para investor di pasar saham. Fokus dari pengeluaran ini akan terus berjalan menjadi pilar kembar di formasi kapital manusia dan kapital investasi.