Malas belajar merupakan suatu kondisi dimana anak tidak tertarik untuk belajar. Anak-anak memang biasanya lebih tertarik pada permainan dibanding belajar. Anak menganggap bahwa kegiatan belajar adalah kegaiatan yang membosankan, tidak menarik. Bahkan ia berpikir tidak dapat mengambil manfaat secara langsung seperti halnya jika ia main game (perasaan senang).
Jika anak sudah mengalami kondisi semacam ini, Anda selaku orang tua pastinya akan was-was dengan perkembangan akademis anak Anda. Sebenarnya ada 2 faktor yang menyebabkan anak malas belajar, yaitu sebagai berikut.
Faktor intrinsik, diantaranya:
Faktor ekstrinsik, diantaranya:
Jika anak sudah mengalami kondisi semacam ini, Anda selaku orang tua pastinya akan was-was dengan perkembangan akademis anak Anda. Sebenarnya ada 2 faktor yang menyebabkan anak malas belajar, yaitu sebagai berikut.
Faktor intrinsik, diantaranya:
- Waktu main anak kurang
- Terlalu banyak beraktivitas sehingga mengalami kelelahan
- Sakit
- Sedih
- IQ atau EQ anak yang kurang
Faktor ekstrinsik, diantaranya:
- Kurangnya perhatian orang tua saat anak belajar atau sebaliknya (terlalu berlebihan).
- Punya masalah baik di rumah maupun di sekolah.
- Kurangnya sarana belajar yang menunjang.
- Adanya fasilitas bermain di rumah yang berlebihan, misalnya Play Station dan Game Online.
- Jadilah contoh pembelajar yang bagi anak. Seorang anak adalah peniru yang ulung. Ia akan selalu meniru orang-orang yang ada di sekitarnya. Nah, Jika Anda memberikan contoh bagaimana cara belajar yang baik, maka anak juga akan menirunya. Misalnya Anda sering membaca buku di depan anak.
- Memberikan anak pengertian bahwa belajar sangatlah penting. Tanamkan segala hal tentang belajar sejak dini. Hal ini akan menumbuhkan sifat inisiatif dan kesadaran bahwa belajar itu penting.
- Berikan reward pada anak ketika ia secara mandiri mau belajar. Reward tersebut bisa berupa hadiah atau pujian.
- Sering-seringlah menanyakan tentang materi yang sudah diajarkan di sekolah, namun jangan terkesan mengetes. Tanyakan dalam suasana santai. Hal ini juga akan membantu anak me-review materi di sekolah.
- Ajarkan anak dengan metode yang sesuai dengan kemampuannya. Misalnya dengan metode jigsaw, crossword, active learning, dll.
- Mintalah anak membuat jadwal rutinitas sehari-hari. Jadwalkan belajar pada waktu yang tepat, misalnya setelah mandi sore. Dengan begitu, belajar akan menjadi rutinitas yang pasti.
- Jika anak melanggar jadwal yang sudah dibuat, beri anak hukuman. Namun, hindari hukuman secara fisik. Sebaiknya beri hukuman yang akan berdampak baik untuk anak, misalnya dihukum merangkum materi.
- Ciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Jika memungkinkan, beri anak fasilitas yang dapat menunjang proses belajarnya. Sebagai selingan, orang tua juga bisa memberikan games-games di sela-sela waktu belajarnya. Misalnya bermain tebakan yang akan membuat suasana belajar menjadi tidak tegang.
- Jika anak merasa sakit, sedih atau punya masalah, sebaiknya orang tua memberikan jalan keluar yang bijak.