Indahnya Masa Remaja - Mengenali Dirimu - Kata orang, masa remaja adalah masa yang paling indah sekaligus membingungkan. Kita dapat beralih fungsi kapan saja dibutuhkan. Untuk urusan menjaga adik atau membereskan kamar misalnya, pasti kita dibilang sudah dewasa. Tapi untuk hal-hal tertntu seperti terlibat dalam pembicaraan orangtua, menonnton film-film tertentu atau keluar malam, pasti kita dianggap belum cukup dewasa. Hmm, menyebalkan!
Dalam masa transisi seperti ini kita menjadi terombang-ambing. Kita mudah terkena krisis identitas. Untuk urusan bersikap kita harus dewasa, tapi dalam soal penampilan kita belum boleh memakai ini dan itu. Banyak remaja mengalaminya. Tapi tunggu dulu, masa remaja tak sesukar itu kok. Kita bisa tetap jadi diri kita sendiri sekaligus mengikuti keinginan orangtua (mungkin saja mereka belum rela melihat anak tersayang mereka beranjak dewasa...).
Salah satu hal yang kita lakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran dan pengenalan akan diri sendiri. Ini penting dan berguna. Jika tidak, bagaimana mungkin kita dapat menambah apa yang kurang dan membuang apa yang tidak berguna dalam diri kita?
Menurut psikolog, ada tiga gambaran diri manusia:
Ada juga yang disebut “proses bercermin” dalam hubungan anak-orangtua, yaitu di mana si anak menilai dirinya berdasarkan apa yang ia lihat pada wajah ibu atau ayahnya. Jika orangtuanya memasang wajah ramah dan penuh kasih sayang, ia akan menganggap dirinya cukup berharga untuk disayang. Tapi ketika orangtua memandang si anak dengan wajah merengut atau tak suka, ia berpikir itulah nilai dirinya yang sebenarnya. Sungguh sayang, kita tidak dapat mengendalikan sikap dan penilaian orang terhadap kira. Kita merasa itulah nilai diri kita yang sebenarnya. Pendapat ini sangat keliru. Bila pandangan kita bersumber dari orang lain, kita akan gagal mengenal diri sendiri.
Hal yang paling penting untuk menemukan jati diri adalah bersikap jujur. Jangan berpikir terlalu muluk atau terlalu merendahkan nilai dirimu. Jika kamu belum menemukan gambaran yang jelas tentang konsep dirimu, buatlah konsepnya sendiri. Kamu bisa melakukan apa saja dengan konsep itu.
Kamu bukanlah apa kata orang
Kamu bukanlah bagaimana yang terpancar dari wajah orangtuamu
Kamu berharga
Bahkan, tanpa prestasi atau ketrampilanmu, kamu tetap berharga
Kelahiranmu ke dunia inilah yang menjadikan dirimu tak ternilai
Kamu ada
Kamu hidup
Jangan merasa rendah diri
Allah tidak pernah membuat produk massal
Dia membuatmu secara personal
Buktinya, hanya ada satu Da Vinci di dunia ini
Hanya ada satu Bill Gates
Dan hanya ada satu kamu
Penulis : Nia Erfania
Dalam masa transisi seperti ini kita menjadi terombang-ambing. Kita mudah terkena krisis identitas. Untuk urusan bersikap kita harus dewasa, tapi dalam soal penampilan kita belum boleh memakai ini dan itu. Banyak remaja mengalaminya. Tapi tunggu dulu, masa remaja tak sesukar itu kok. Kita bisa tetap jadi diri kita sendiri sekaligus mengikuti keinginan orangtua (mungkin saja mereka belum rela melihat anak tersayang mereka beranjak dewasa...).
Salah satu hal yang kita lakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran dan pengenalan akan diri sendiri. Ini penting dan berguna. Jika tidak, bagaimana mungkin kita dapat menambah apa yang kurang dan membuang apa yang tidak berguna dalam diri kita?
Menurut psikolog, ada tiga gambaran diri manusia:
- Diri kita menurut pandangan dan perasaan kita
- Diri kita yang sesungguhnya
- Diri kita yang ideal: gambaran diri yang kita inginkan atau dambakan
Ada juga yang disebut “proses bercermin” dalam hubungan anak-orangtua, yaitu di mana si anak menilai dirinya berdasarkan apa yang ia lihat pada wajah ibu atau ayahnya. Jika orangtuanya memasang wajah ramah dan penuh kasih sayang, ia akan menganggap dirinya cukup berharga untuk disayang. Tapi ketika orangtua memandang si anak dengan wajah merengut atau tak suka, ia berpikir itulah nilai dirinya yang sebenarnya. Sungguh sayang, kita tidak dapat mengendalikan sikap dan penilaian orang terhadap kira. Kita merasa itulah nilai diri kita yang sebenarnya. Pendapat ini sangat keliru. Bila pandangan kita bersumber dari orang lain, kita akan gagal mengenal diri sendiri.
Hal yang paling penting untuk menemukan jati diri adalah bersikap jujur. Jangan berpikir terlalu muluk atau terlalu merendahkan nilai dirimu. Jika kamu belum menemukan gambaran yang jelas tentang konsep dirimu, buatlah konsepnya sendiri. Kamu bisa melakukan apa saja dengan konsep itu.
Kamu bukanlah apa kata orang
Kamu bukanlah bagaimana yang terpancar dari wajah orangtuamu
Kamu berharga
Bahkan, tanpa prestasi atau ketrampilanmu, kamu tetap berharga
Kelahiranmu ke dunia inilah yang menjadikan dirimu tak ternilai
Kamu ada
Kamu hidup
Jangan merasa rendah diri
Allah tidak pernah membuat produk massal
Dia membuatmu secara personal
Buktinya, hanya ada satu Da Vinci di dunia ini
Hanya ada satu Bill Gates
Dan hanya ada satu kamu
Penulis : Nia Erfania