Cara Menghilangkan kerut wajah - Wajah mulus tanpa kerut, itulah yang diimpikan wanita. tapi dengan bertambahnya usia, garis-garis kerut jelas semakin terlihat. Pertambahan usia memang tak dapat dicegah, tapi kerut di wajah dapat diatasi dengan berbagai cara. Termasuk di dalamnya mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa mengakibatkan timbulnya kerut lebih dini.
Kebiasaan-kebiasaan itu antara lain, bertopang dagu. Kebiasaan ini akan menimbulkan kerut di sepatu mata, juga bibir, leher, dahi dan tangan.
Untuk mengatasi kerut wajah, banyak pilihan. Bidang bedah plastik menawarkan lewat teknik laser, dermabrasi, chemical peeling atau suntik silikon. Bagaimana cara kerja dan segi keamanannya, manarik untuk disimak.
Bisa dengan laser, dermabrasi, chenucal peeling atau suntik silikon. Yang dihilangkan lapisan atas kulit sekaligus menstimulasi bagian bawah kulit untuk membentuk cairan.
Menghilangkan Kerut Wajah Menggunakan Laser
Dengan cara laser, bagian kulit paling atas yang sel-selnya mengakibatkan munculnya garis-garis ketuaan dilupkan sehingga kerut menghilang. Sinar laser banyak macamnya, antara lain laser argon, CO2, heium. Tapi yang digunakan untuk menghilangkan kerut secara alamiah disebut low power energy (energi dengan kekuatan lemah). Laser ini nyata khasiatnya bagi kulit karena menstimulasi peredaran darah, menyehatkan kulit sehingga kulit memperoleh nutrisi yang lebih baik. Katakanlah semacam pemupukan kulit dari dalam, yang tidak hanya membuat kulit sehat. Juga dengan sendirinya menyamarkan kerutan.
Sedang laser CO2 menghilangkan kerutan dari luar secara agresif. Di sini lapisan kulit paling atas yaitu lapisan yang kering dan menua diperkuat. Kulit yang semula elastis dan mulus bila kekurangan cairan memang dapat keriput. Kerut bisa lebih dalam lagi. Bila di lapisan ini menumpuk sel-sel kulit yang sudah mati. Dengan teknik penguapan oleh laser kerut yang halus bisa hilang. Serta garis kerut yang tadinya dalam menjadi lebih samar kelihatan.
Kelebihan laser, bisa diatur sesuai dengan kedalaman kerut dan hanya mengenai bagian yang diinginkan saja. Walau tak semua jenis kerut bisa dihilangkan, tapi cukup banyak yang memilih laser untuk mengembalikan kecantikan kulit wajah. Paling tidak, kerut hanya terlihat samar-samar.
Dijelaskan oleh dr. Tresiaty Pohe, ahli bedah plastik, laser energi lemah dipakai untuk lapisan kulit lebih dalam lagi, yaitu lapisan dermis. Namun diyakinkannya tidak bakal merusak kulit, hanya menstimulasi lapisan kulit sehingga kondisi kulit normal kembali. serta hasil kerja lapisan ini juga lebih permanen.
Mengatasi Kerut Wajah Dengan Chemical Peeling
Chemical peeling merupakan cara lain untuk menghilangkan kerut yang dikenal sejak tahun 75-an. Peeling artinya mengelupas kulit. Chemical peeling berarti pengelupasan kulit dengan bahan kimia. Bahan yang digunakan antara lain fenol dan PCA (para cloroasetic acid). Tapi akhir-akhir ini yang sedang trend adalah AHA (Alfa Hidroksi Acid).
Bahan ini merupakan zat asam yang diambil dari buah-buahan. Dimasukkan ke dalam kulit guna menghancurkan lapisan kulit epidermis. Pemakain AHA agak lebih luwes karena bisa dikontrol, terutama yang mengandung glikolid acid. Bahan ini sering dipakai sebagai campuran kosmetik sebab memiliki molekul kecil yang bisa menembus epidermis.
Mengapa sasarannya lapisan epidermis? Sebab sel-sel yang telah mati pada permukaan lapisan ini bisa lumer seperti semen, melekatkan sel-sel satu sama lain. Berarti menghambat proses pergantian sel-sel lapisan kulit yang sudah mati tersebut secara alamiah, kulit yang masih muda di stratum basal akan bertambah usianya. Terus berkembang biak dan selanjutnya akan terdorong ke atas. Lama-kelamaan sel-sel ini menjadi gepeng sampai ke dermis, terus menembus epidermis dan akhirnya mengelupas pergi. Disinilah tugas AHA, melepaskan sel-sel yang kadang menempel di epidermis.
AHA dioleskan di kulit dan dibiarkan selama 1,2 atau 7 menit. Lantas dibilas atau diberi semacam bahan untuk menetralkan agar lebih aman. Jenis AHA yang biasa digunakan antara lain berasal dari tebu, apel dan jeruk.
Sementara pemakaian zat kimia fenol juga dengan cara mengoleskan ke kulit, kemudian dibiarkan meresap. Terus merasuk ke dalam tanpa bisa dicegah dan dikontrol lagi. Karena itu Tresiaty menyarankan, "Sebaiknya pemakaian AHA di bawah pengawasan atau dilakukan oleh ahlinya yang sudah berpengalaman yang bisa mendeteksi sejauh mana persiapan fenol ini, guna menghindari luka bakar. Kadang fenol terus tembus sehingga menyebabkan reaksi keracunan dan komplikasi, "ujar Tresiaty.
Bagi wanita Indonesia tidak dianjurkan melakukan chemical peeling terlalu dalam, sebab mengandung berbagai komplikasi. "Mudah timbul flek hitam karena sebagai negara tropis kaya akan sinar matahari dan pigmen orang indonesia lebih banyak. Apalagi bila tidak menggunakan pelindung matahari (sunscreen atau sunblock) bisa terjadi hiperpigmentasi," tambahnya. Bahayanya lagi jika lapisan kulit bagian atas terlalu dalam terkelupas, kulit tidak lagi memiliki lapisan pelindung terhadap sinar matahari.
Sebaliknya, hasil chemical peeling terlihat lebih baik dari pada orang kulit putih. "Di luar negeri, apalagi jika ditangani oleh mereka yang profesional, hasilnya bagus sekali. Nenek-nenek yang kulitnya keriput, setelah dichemical peeling kembali muda karena prosesnya memang lebih gampang," ujarnya.
Pada orangtua, memang sulit dihindari terjadinya penipisan kolagen dan lapisan elastin yang membuat kulit tidak elastis. Dengan memberikan glikolid acid melalui peeling, penipisan kolagen bisa dicegah. Terlebih jika pemakaiannya teratur 6-8 bulan, kecuali kolagen menebal, kulit juga jadi mudah dan kencang.
Chemical peeling ini sebaiknya digunakan menurut kebutuhan. "Jika keadaan kulit tak parah, cukup sekali saja datang. Semakin parah harus makin teratur dipeeling. bisa dua hingga tiga minggu sekali. Di Eropa orang melakukannya cukup satu atau dua bulan sekali. Hasilnya, bisa dilakukan teratur selama dua tahun, kulit jadi lebih muda."
Katakan dipeeling saat usia 50 tahun. Ia mencontohkan setelah dipeeling kulit bisa tampak jauh lebih muda, seperti usia 45 tahun. Namun ia juga mengingatkan, bukan berarti setelah menjadi peeling kulit selamanya tetap akan demikian, misalnya layaknya usia 45 tahun. Dengan pertambahan umur, juga memepengaruhi kondisi kulit yang sudah dipeeling. Hanya saja penuaan bisa diperlambat.
Chemicalpeeling di sisi lain tak bisa dilakukan sembarangan, sebab memberi kemungkinan timbulnya kompilasi dan juga jika terlalu dalam, akan menimbulkan luka. perlu diperhatikan pula, walau hasil chemical peeling permanen, tapi bila dirawat secara teratur, misalnya sering berjemur dan stres, kulit akan menua kembali dan timbul kerutan-kerutan di wajah.
Selain stres dan sinar matahari, kebiasaan sering tidur malam atau begadang, kurang gizi, kurang darah dan kurang hormon, merupakan faktor lain yang dicurigai mengakibatkan kulit cepat menua.
Menghilangkan Kerut Wajah Dengan Dermabrasi.
Dermabrasi atau dermabration sudah lama dikenal. Tahun 1975 Tresiaty sudah mengetahuinya lewat buku yang membahas khusus mengenai dermabarasi ini. Orang zaman dahulu pun sebenarnya sudah sering mempraktekkan dengan cara mengampelas.
Dermabarasi berasal dari kata derm yang artinya kulit dan brasi yang mengandung makna apelas. Jadi dermabarasi artinya pengampelasan kulit. Hanya caranya kemudian berubah sejalan dengan perkembangan teknologi perawatan kecantikan. Tadinya menggunakan ampelas, kemudian beralih memakai alat yang bisa diputar.
Alat itu seperti gerinda, ada yang terbuat dari berlian. Gerinda omo digerakkan di atas kulit. Prinsip kerjanya sama, putaran gerinda akan mengelupaskan kulit bagian atas. Dermabrasi awalnya digunakan untuk menghilangkan timbulnya permukaan kulit yang tidak rata, bisa juga lubang bekas jerawat dan cacar.
Setelah didermabrasi kulit jadi licin, demikian pula bekas-bekasnya hilang. Namun, lubang yang agak dalam, tak sepenuhnya hilang, lebih kecil.
Semula dermabrasi digunakan untuk menhilangkan lubang bekas-bekas di wajah, bukan untuk awet muda. Tapi tetap saja pengerjaannya menggunakan keahlian khusus. Jika tidak,isa terjadi perdarahan dan kalau pun perdarahan kelak sembuh, timbul kemungkinan buruk lain yaitu hiperpigmentasi flek hitam.
Sejak dahulu orang sudah menyadari konsekuensi dermabrasi. Mereka yang baru saja kulitnya diampelas akan mendekam selama tidak bulan di kamar. Dengan harapan selama itu lapisan kulit tubuh kembali dengan baik dan rata.
Perkembangan teknologi turut mempengaruhi pemakaian dermabrasi. kemajuan teknologi menghadirkan mikro dermabrasi. Dengan konsep baru ini, pengampelasan dilakukan dengan memakai partikel kecil yang ujudnya seperti gula pasir. Partikel disemprotkan ke kulit dengan tenaga tinggi. Kemudian dengan cepat juga disedot kembali.
Sewaktu disemprot kulit akan terlihat mengelupas, karena itu harus secepatnya pula dihisap kembali. "Pengerjaannya lebih mudah dan bisa dikontrol dibanding dermabrasi menggunakan gerinda biasa. Gerinda biasa terasa berat di tangan. Dengan mikrodermabrasi, kekuatan menyedot ini bisa diatur hanya sebatas lubang yang ada dan dalamnya juga bisa rata", ujarnya.
Karena itu pula frekuensi pemakaian alat dermabarasi yang baru tergantung pada kedalaman lubang atau flek. Jika cukup tipis, dengan sekali dermabrasi sudah cukup. Khasiat dermabrasi seperti glikolid acid, kulit terkelupas hanya terjadi di permukaan, sekedar membuat kulit cerah dan menghilangkan kerutan yang halus. "Mikro dermabrasi bisa diulang dua minggu sekali sampai terasa enak. Jika tidak diulang pun tak mengapa," tambahnya.
Adapun bedanya dengan laser, dermabarasi menggunakan tangan untuk mengatur kecepatannya, juga bisa dikontrol dengan cara menekan. tanpa dikontrol, efeknya bsia berakibat terlalu dalam. Lain dengan laser yang sudah ditentukan kedalamannya. Seandainya kurang dalam dapat dilakukan pengulangan. Sebenarnya penghilangan kerut melalui cara chemical peeling dengan glikolid acid satu menit saja sudah cukup, tapi jika ingin menambahnya bisa saja.
Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan pasien untuk menghilangkan kerut dengan tiga cara di atas. Hanya menurut Tresiaty, "Pasien mempersiapkan diri sehingga tidak terkena sinar matahari selama satu minggu, sebulan, bahkan tiga bulan setelah perawatan. Tergantung perdarahan yang terjadi", tambahnya.
Cara Menghilangkan Kerut Wajah Dengan Suntik Silikon
Silikon sebenarnya ada bermacam-macam, tidak melulu untuk keperluan medis. Ada silikon untuk pelumas mobil, melincinkan permukaan meja dan sebagainya. Tapi di dalam kedokteran hanya dikenal silicon medical great yang memang khusus untuk bidang medis. Dipakai untuk bedah plastik, bentuknya ada yang berupa gel dengan molekul khusus kesehatan.
Syarat silikon untuk bidang kesehatan ini, silicon medical great tadi mesti mengandung zat padat. tidak boleh berubah jika diletakkan dalam tubuh dan tidak boleh bersatu dengan tubuh, tidak menimbulkan alergi dan juga tidak menyebabkan kanker.
Silikon dimasukkan ke dalam tubuh, umumnya ditulang rawan, dengan cara injeksi untuk memperbaiki bagian yang dirasa kurang. Cara ini di Barat, dipakai misalnya untuk menambah tulang hidung sehingga jadi lebih mancung, memperbaiki struktur tulang dagu yang kurang maju dan pipi. "silikon jenis padat sebenarnya cukup baik. Silikon gel lebih banyak merugikan. Apalagi bila digunakan oleh tangan yang salah, akan berbahaya," ujar Tresiaty.
ia mengambil contoh morphin yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi mereka yang menderita kanker untuk mengurangi rasa sakit. Tapi digunakan secara tidak benar oleh kalangan tertentu, terutama anak muda, morphin jadi berbahaya. Demikian juga silikon cair, jika dilakukan oleh ahlinya tidak akan bermasalah karena ia hanya cairan suntikan. Yang perlu diwaspadai, kalau yang melaksanakan cuma ahli kecantikan atau dokter kandungan. Bisa juga dokter sungguhan tapi tidak mengerti masalah silikon dan pemakaiannya.
Silikon ada dua macam, yang padat dan cair. Silikon padat mudah dibentuk, berbeda dengan yang bentuk cair, penyuntikannya tidak boleh melenceng sesenti pun harus tepat mencapai sasaran.
Perbedaan lainnya silikon padat diam di tempat, tidak bergerak. Sementara yang cair akan terus bergerak jika penyuntikannya tidak benar. "Penyuntikan yang benar adalah sedikit demi sedikit atau setetes demi setetes. Dari setiap tetes suntikan, tubuh akan membuat pertahanan berupa kapsul untuk menahan silikon agar diam di tempat, sehingga tidak migrasi," jelas Tresiaty.
Penyuntikan sekaligus dalam jumlah besar jelas berbahaya, karena belum sempat tubuh membentuk kapsul. Akibatnya, karena mempunyai daya berat tersendiri, cairan itu bergerak ke daerah yang lebih rendah. Misalnya penyuntikan di pipi, akibatnya bisa melorot ke bawah. Demikian juga bila di dagu, akibatnya dagu jadi turun ke bawah dan pada hidung jadi tampak tergantung. Dalam penyuntikan langsung dalam dosis lebih tinggi tubuh ingin menahan, tapi tak keburu karena jumlah silikon terlalu besar dan banyak.
Sebaliknya dengan silikon padat, seandainya terjadi keinginan atau hal-hal yang tidak diinginkan, seperti infeksi atau bentuk tidak sesuai permintaan, silikon cukup dicabut saja masalah sudah dapat diatasi. Memang resikonya, bagian itu tidak kembali ke bentuk semula seperti sebelum dimasukkan silikon, karena bentuknya jadi agak glembyer. tapi silikon suntik tak cukup hanya sekadar dikerok, karena sudah terlanjur bergerak dan merembes ke daerah lain. Inilah yang sering menimbulkan tumor. Celakanya lagi, jika menginfeksi di satu tempa, semuanya juga terinfeksi.
Silikon padat juga digunakan untuk membuat telinga palsu, dinding usus, dasar mata, memancungkan hidung, meninggikan tulang pipi juga buah dada.
"Silikon padat bisa bertahan lama dalam tubuh. Saya pernah mengangkat silikon yang sudah menetap 20 tahun dalam tubuh. Silikon padat sudah diselidiki oleh para ahli dan diketahui tidak dapat berubah dalam tubuh. Hanya warnanya jadi agak kekuningan, walau biasanya putih. bahkan ada yang seperti susu," ujarnya.
Walau kelihatannya lebih banyak kemudahan dan segi keamanan ditawarkan silikon padat, silikon cair lebih populer untuk menghilangkan kerut, misalnya kerut di dekat mata. Dengan suntik silikon lapisan epidermis akan naik seperti menyumpal. Hasilnya memang lebih bagus, tanpa harus berkorban operasi. tapi menurut Tresiaty jangan terburu antusias dulu, karena kemudian hari dapat turun kembali.
"Bisa langsung saat itu juga atau setelah dua atau tiga tahun. lain halnya jika disuntik sedikit demi sedikit oleh orang yang benar-benar ahli, tak akan jadi soal. Yang berbahaya justru penyuntikan sekaligus walau hasilnya nyata. Saya pribadi tidak menganjurkan untuk disuntik silikon, karena lebih banyak kesediahannya. Tidak bisa diperbaiki dan beresiko cacat. Jika sudah sampai ke kulit akan berakibat merah dan timbul benjolan, kecuali kulitnya juga ikut terbuang," Tresiaty mengingatkan.
Cara Mencegah Kerut Wajah
Walau kerut bisa diatasi, yang terbaik adalah mencegah secara dini timbulnya kerut. Caranya antara lain dengan cukup minum air putih, sebab kulit yang kekurangan cairan mudah berkerut. Seperti balon yang di isi air, jika dikeluarkan isinya, ia akan mengkerut. Tak ubahnya anggur, jeruk dan apel, kalau sudah kelamaan airnya berkurang akan terlihat kisut.
Perlu juga diperhatikan kebiasaan sehari-hari yang mempengaruhi kecantikan kulit, serta mempercepat hadirnya garis-garis ketuaan. Sebaiknya kebiasaan buruk yang dapat merusak kesehatan kulit di hilangkan. Disamping itu tak lupa perawatan, seperti mengoleskan pelembab di kulit wajah. Cairan dari pelembab akan terserap ke dalam, merangsang sel dalam kulit untuk menahan air dalam lapisan dermis, termasuk subkutan kulit. Ada lagi masker untuk mengencangkan kulit. Baca juga Cara Mengatasi Mencegah Kulit Keriput
Kalau tertarik hendak melenyapkan kerut di wajah dengan laser, dermabrasi, chemical peeling atau suntik silikon, saran Tresiaty, "Jangan hanya ikut-ikutan dan sebaiknya datang pada orang yang tepat. Tanyakan pula secara detail keselurahannya mengenai cara apa yang Anda pilih beserta komplikasinya."
Memang banyak cara untuk menjadi kulit cantik, tapi kita pun perlu berhati-hati dengan sekian banyak teknologi perawatan kecantikan. Dan jangan lupa, yang terpenting adlaah kecantikan yang memancar dari dalam.
Penulis : WF
Kebiasaan-kebiasaan itu antara lain, bertopang dagu. Kebiasaan ini akan menimbulkan kerut di sepatu mata, juga bibir, leher, dahi dan tangan.
Untuk mengatasi kerut wajah, banyak pilihan. Bidang bedah plastik menawarkan lewat teknik laser, dermabrasi, chemical peeling atau suntik silikon. Bagaimana cara kerja dan segi keamanannya, manarik untuk disimak.
Bisa dengan laser, dermabrasi, chenucal peeling atau suntik silikon. Yang dihilangkan lapisan atas kulit sekaligus menstimulasi bagian bawah kulit untuk membentuk cairan.
Menghilangkan Kerut Wajah Menggunakan Laser
Dengan cara laser, bagian kulit paling atas yang sel-selnya mengakibatkan munculnya garis-garis ketuaan dilupkan sehingga kerut menghilang. Sinar laser banyak macamnya, antara lain laser argon, CO2, heium. Tapi yang digunakan untuk menghilangkan kerut secara alamiah disebut low power energy (energi dengan kekuatan lemah). Laser ini nyata khasiatnya bagi kulit karena menstimulasi peredaran darah, menyehatkan kulit sehingga kulit memperoleh nutrisi yang lebih baik. Katakanlah semacam pemupukan kulit dari dalam, yang tidak hanya membuat kulit sehat. Juga dengan sendirinya menyamarkan kerutan.
Sedang laser CO2 menghilangkan kerutan dari luar secara agresif. Di sini lapisan kulit paling atas yaitu lapisan yang kering dan menua diperkuat. Kulit yang semula elastis dan mulus bila kekurangan cairan memang dapat keriput. Kerut bisa lebih dalam lagi. Bila di lapisan ini menumpuk sel-sel kulit yang sudah mati. Dengan teknik penguapan oleh laser kerut yang halus bisa hilang. Serta garis kerut yang tadinya dalam menjadi lebih samar kelihatan.
Kelebihan laser, bisa diatur sesuai dengan kedalaman kerut dan hanya mengenai bagian yang diinginkan saja. Walau tak semua jenis kerut bisa dihilangkan, tapi cukup banyak yang memilih laser untuk mengembalikan kecantikan kulit wajah. Paling tidak, kerut hanya terlihat samar-samar.
Dijelaskan oleh dr. Tresiaty Pohe, ahli bedah plastik, laser energi lemah dipakai untuk lapisan kulit lebih dalam lagi, yaitu lapisan dermis. Namun diyakinkannya tidak bakal merusak kulit, hanya menstimulasi lapisan kulit sehingga kondisi kulit normal kembali. serta hasil kerja lapisan ini juga lebih permanen.
Mengatasi Kerut Wajah Dengan Chemical Peeling
Chemical peeling merupakan cara lain untuk menghilangkan kerut yang dikenal sejak tahun 75-an. Peeling artinya mengelupas kulit. Chemical peeling berarti pengelupasan kulit dengan bahan kimia. Bahan yang digunakan antara lain fenol dan PCA (para cloroasetic acid). Tapi akhir-akhir ini yang sedang trend adalah AHA (Alfa Hidroksi Acid).
Bahan ini merupakan zat asam yang diambil dari buah-buahan. Dimasukkan ke dalam kulit guna menghancurkan lapisan kulit epidermis. Pemakain AHA agak lebih luwes karena bisa dikontrol, terutama yang mengandung glikolid acid. Bahan ini sering dipakai sebagai campuran kosmetik sebab memiliki molekul kecil yang bisa menembus epidermis.
Mengapa sasarannya lapisan epidermis? Sebab sel-sel yang telah mati pada permukaan lapisan ini bisa lumer seperti semen, melekatkan sel-sel satu sama lain. Berarti menghambat proses pergantian sel-sel lapisan kulit yang sudah mati tersebut secara alamiah, kulit yang masih muda di stratum basal akan bertambah usianya. Terus berkembang biak dan selanjutnya akan terdorong ke atas. Lama-kelamaan sel-sel ini menjadi gepeng sampai ke dermis, terus menembus epidermis dan akhirnya mengelupas pergi. Disinilah tugas AHA, melepaskan sel-sel yang kadang menempel di epidermis.
AHA dioleskan di kulit dan dibiarkan selama 1,2 atau 7 menit. Lantas dibilas atau diberi semacam bahan untuk menetralkan agar lebih aman. Jenis AHA yang biasa digunakan antara lain berasal dari tebu, apel dan jeruk.
Sementara pemakaian zat kimia fenol juga dengan cara mengoleskan ke kulit, kemudian dibiarkan meresap. Terus merasuk ke dalam tanpa bisa dicegah dan dikontrol lagi. Karena itu Tresiaty menyarankan, "Sebaiknya pemakaian AHA di bawah pengawasan atau dilakukan oleh ahlinya yang sudah berpengalaman yang bisa mendeteksi sejauh mana persiapan fenol ini, guna menghindari luka bakar. Kadang fenol terus tembus sehingga menyebabkan reaksi keracunan dan komplikasi, "ujar Tresiaty.
Bagi wanita Indonesia tidak dianjurkan melakukan chemical peeling terlalu dalam, sebab mengandung berbagai komplikasi. "Mudah timbul flek hitam karena sebagai negara tropis kaya akan sinar matahari dan pigmen orang indonesia lebih banyak. Apalagi bila tidak menggunakan pelindung matahari (sunscreen atau sunblock) bisa terjadi hiperpigmentasi," tambahnya. Bahayanya lagi jika lapisan kulit bagian atas terlalu dalam terkelupas, kulit tidak lagi memiliki lapisan pelindung terhadap sinar matahari.
Sebaliknya, hasil chemical peeling terlihat lebih baik dari pada orang kulit putih. "Di luar negeri, apalagi jika ditangani oleh mereka yang profesional, hasilnya bagus sekali. Nenek-nenek yang kulitnya keriput, setelah dichemical peeling kembali muda karena prosesnya memang lebih gampang," ujarnya.
Pada orangtua, memang sulit dihindari terjadinya penipisan kolagen dan lapisan elastin yang membuat kulit tidak elastis. Dengan memberikan glikolid acid melalui peeling, penipisan kolagen bisa dicegah. Terlebih jika pemakaiannya teratur 6-8 bulan, kecuali kolagen menebal, kulit juga jadi mudah dan kencang.
Chemical peeling ini sebaiknya digunakan menurut kebutuhan. "Jika keadaan kulit tak parah, cukup sekali saja datang. Semakin parah harus makin teratur dipeeling. bisa dua hingga tiga minggu sekali. Di Eropa orang melakukannya cukup satu atau dua bulan sekali. Hasilnya, bisa dilakukan teratur selama dua tahun, kulit jadi lebih muda."
Katakan dipeeling saat usia 50 tahun. Ia mencontohkan setelah dipeeling kulit bisa tampak jauh lebih muda, seperti usia 45 tahun. Namun ia juga mengingatkan, bukan berarti setelah menjadi peeling kulit selamanya tetap akan demikian, misalnya layaknya usia 45 tahun. Dengan pertambahan umur, juga memepengaruhi kondisi kulit yang sudah dipeeling. Hanya saja penuaan bisa diperlambat.
Chemicalpeeling di sisi lain tak bisa dilakukan sembarangan, sebab memberi kemungkinan timbulnya kompilasi dan juga jika terlalu dalam, akan menimbulkan luka. perlu diperhatikan pula, walau hasil chemical peeling permanen, tapi bila dirawat secara teratur, misalnya sering berjemur dan stres, kulit akan menua kembali dan timbul kerutan-kerutan di wajah.
Selain stres dan sinar matahari, kebiasaan sering tidur malam atau begadang, kurang gizi, kurang darah dan kurang hormon, merupakan faktor lain yang dicurigai mengakibatkan kulit cepat menua.
Menghilangkan Kerut Wajah Dengan Dermabrasi.
Dermabrasi atau dermabration sudah lama dikenal. Tahun 1975 Tresiaty sudah mengetahuinya lewat buku yang membahas khusus mengenai dermabarasi ini. Orang zaman dahulu pun sebenarnya sudah sering mempraktekkan dengan cara mengampelas.
Dermabarasi berasal dari kata derm yang artinya kulit dan brasi yang mengandung makna apelas. Jadi dermabarasi artinya pengampelasan kulit. Hanya caranya kemudian berubah sejalan dengan perkembangan teknologi perawatan kecantikan. Tadinya menggunakan ampelas, kemudian beralih memakai alat yang bisa diputar.
Alat itu seperti gerinda, ada yang terbuat dari berlian. Gerinda omo digerakkan di atas kulit. Prinsip kerjanya sama, putaran gerinda akan mengelupaskan kulit bagian atas. Dermabrasi awalnya digunakan untuk menghilangkan timbulnya permukaan kulit yang tidak rata, bisa juga lubang bekas jerawat dan cacar.
Setelah didermabrasi kulit jadi licin, demikian pula bekas-bekasnya hilang. Namun, lubang yang agak dalam, tak sepenuhnya hilang, lebih kecil.
Semula dermabrasi digunakan untuk menhilangkan lubang bekas-bekas di wajah, bukan untuk awet muda. Tapi tetap saja pengerjaannya menggunakan keahlian khusus. Jika tidak,isa terjadi perdarahan dan kalau pun perdarahan kelak sembuh, timbul kemungkinan buruk lain yaitu hiperpigmentasi flek hitam.
Sejak dahulu orang sudah menyadari konsekuensi dermabrasi. Mereka yang baru saja kulitnya diampelas akan mendekam selama tidak bulan di kamar. Dengan harapan selama itu lapisan kulit tubuh kembali dengan baik dan rata.
Perkembangan teknologi turut mempengaruhi pemakaian dermabrasi. kemajuan teknologi menghadirkan mikro dermabrasi. Dengan konsep baru ini, pengampelasan dilakukan dengan memakai partikel kecil yang ujudnya seperti gula pasir. Partikel disemprotkan ke kulit dengan tenaga tinggi. Kemudian dengan cepat juga disedot kembali.
Sewaktu disemprot kulit akan terlihat mengelupas, karena itu harus secepatnya pula dihisap kembali. "Pengerjaannya lebih mudah dan bisa dikontrol dibanding dermabrasi menggunakan gerinda biasa. Gerinda biasa terasa berat di tangan. Dengan mikrodermabrasi, kekuatan menyedot ini bisa diatur hanya sebatas lubang yang ada dan dalamnya juga bisa rata", ujarnya.
Karena itu pula frekuensi pemakaian alat dermabarasi yang baru tergantung pada kedalaman lubang atau flek. Jika cukup tipis, dengan sekali dermabrasi sudah cukup. Khasiat dermabrasi seperti glikolid acid, kulit terkelupas hanya terjadi di permukaan, sekedar membuat kulit cerah dan menghilangkan kerutan yang halus. "Mikro dermabrasi bisa diulang dua minggu sekali sampai terasa enak. Jika tidak diulang pun tak mengapa," tambahnya.
Adapun bedanya dengan laser, dermabarasi menggunakan tangan untuk mengatur kecepatannya, juga bisa dikontrol dengan cara menekan. tanpa dikontrol, efeknya bsia berakibat terlalu dalam. Lain dengan laser yang sudah ditentukan kedalamannya. Seandainya kurang dalam dapat dilakukan pengulangan. Sebenarnya penghilangan kerut melalui cara chemical peeling dengan glikolid acid satu menit saja sudah cukup, tapi jika ingin menambahnya bisa saja.
Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan pasien untuk menghilangkan kerut dengan tiga cara di atas. Hanya menurut Tresiaty, "Pasien mempersiapkan diri sehingga tidak terkena sinar matahari selama satu minggu, sebulan, bahkan tiga bulan setelah perawatan. Tergantung perdarahan yang terjadi", tambahnya.
Cara Menghilangkan Kerut Wajah Dengan Suntik Silikon
Silikon sebenarnya ada bermacam-macam, tidak melulu untuk keperluan medis. Ada silikon untuk pelumas mobil, melincinkan permukaan meja dan sebagainya. Tapi di dalam kedokteran hanya dikenal silicon medical great yang memang khusus untuk bidang medis. Dipakai untuk bedah plastik, bentuknya ada yang berupa gel dengan molekul khusus kesehatan.
Syarat silikon untuk bidang kesehatan ini, silicon medical great tadi mesti mengandung zat padat. tidak boleh berubah jika diletakkan dalam tubuh dan tidak boleh bersatu dengan tubuh, tidak menimbulkan alergi dan juga tidak menyebabkan kanker.
Silikon dimasukkan ke dalam tubuh, umumnya ditulang rawan, dengan cara injeksi untuk memperbaiki bagian yang dirasa kurang. Cara ini di Barat, dipakai misalnya untuk menambah tulang hidung sehingga jadi lebih mancung, memperbaiki struktur tulang dagu yang kurang maju dan pipi. "silikon jenis padat sebenarnya cukup baik. Silikon gel lebih banyak merugikan. Apalagi bila digunakan oleh tangan yang salah, akan berbahaya," ujar Tresiaty.
ia mengambil contoh morphin yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi mereka yang menderita kanker untuk mengurangi rasa sakit. Tapi digunakan secara tidak benar oleh kalangan tertentu, terutama anak muda, morphin jadi berbahaya. Demikian juga silikon cair, jika dilakukan oleh ahlinya tidak akan bermasalah karena ia hanya cairan suntikan. Yang perlu diwaspadai, kalau yang melaksanakan cuma ahli kecantikan atau dokter kandungan. Bisa juga dokter sungguhan tapi tidak mengerti masalah silikon dan pemakaiannya.
Silikon ada dua macam, yang padat dan cair. Silikon padat mudah dibentuk, berbeda dengan yang bentuk cair, penyuntikannya tidak boleh melenceng sesenti pun harus tepat mencapai sasaran.
Perbedaan lainnya silikon padat diam di tempat, tidak bergerak. Sementara yang cair akan terus bergerak jika penyuntikannya tidak benar. "Penyuntikan yang benar adalah sedikit demi sedikit atau setetes demi setetes. Dari setiap tetes suntikan, tubuh akan membuat pertahanan berupa kapsul untuk menahan silikon agar diam di tempat, sehingga tidak migrasi," jelas Tresiaty.
Penyuntikan sekaligus dalam jumlah besar jelas berbahaya, karena belum sempat tubuh membentuk kapsul. Akibatnya, karena mempunyai daya berat tersendiri, cairan itu bergerak ke daerah yang lebih rendah. Misalnya penyuntikan di pipi, akibatnya bisa melorot ke bawah. Demikian juga bila di dagu, akibatnya dagu jadi turun ke bawah dan pada hidung jadi tampak tergantung. Dalam penyuntikan langsung dalam dosis lebih tinggi tubuh ingin menahan, tapi tak keburu karena jumlah silikon terlalu besar dan banyak.
Sebaliknya dengan silikon padat, seandainya terjadi keinginan atau hal-hal yang tidak diinginkan, seperti infeksi atau bentuk tidak sesuai permintaan, silikon cukup dicabut saja masalah sudah dapat diatasi. Memang resikonya, bagian itu tidak kembali ke bentuk semula seperti sebelum dimasukkan silikon, karena bentuknya jadi agak glembyer. tapi silikon suntik tak cukup hanya sekadar dikerok, karena sudah terlanjur bergerak dan merembes ke daerah lain. Inilah yang sering menimbulkan tumor. Celakanya lagi, jika menginfeksi di satu tempa, semuanya juga terinfeksi.
Silikon padat juga digunakan untuk membuat telinga palsu, dinding usus, dasar mata, memancungkan hidung, meninggikan tulang pipi juga buah dada.
"Silikon padat bisa bertahan lama dalam tubuh. Saya pernah mengangkat silikon yang sudah menetap 20 tahun dalam tubuh. Silikon padat sudah diselidiki oleh para ahli dan diketahui tidak dapat berubah dalam tubuh. Hanya warnanya jadi agak kekuningan, walau biasanya putih. bahkan ada yang seperti susu," ujarnya.
Walau kelihatannya lebih banyak kemudahan dan segi keamanan ditawarkan silikon padat, silikon cair lebih populer untuk menghilangkan kerut, misalnya kerut di dekat mata. Dengan suntik silikon lapisan epidermis akan naik seperti menyumpal. Hasilnya memang lebih bagus, tanpa harus berkorban operasi. tapi menurut Tresiaty jangan terburu antusias dulu, karena kemudian hari dapat turun kembali.
"Bisa langsung saat itu juga atau setelah dua atau tiga tahun. lain halnya jika disuntik sedikit demi sedikit oleh orang yang benar-benar ahli, tak akan jadi soal. Yang berbahaya justru penyuntikan sekaligus walau hasilnya nyata. Saya pribadi tidak menganjurkan untuk disuntik silikon, karena lebih banyak kesediahannya. Tidak bisa diperbaiki dan beresiko cacat. Jika sudah sampai ke kulit akan berakibat merah dan timbul benjolan, kecuali kulitnya juga ikut terbuang," Tresiaty mengingatkan.
Cara Mencegah Kerut Wajah
Walau kerut bisa diatasi, yang terbaik adalah mencegah secara dini timbulnya kerut. Caranya antara lain dengan cukup minum air putih, sebab kulit yang kekurangan cairan mudah berkerut. Seperti balon yang di isi air, jika dikeluarkan isinya, ia akan mengkerut. Tak ubahnya anggur, jeruk dan apel, kalau sudah kelamaan airnya berkurang akan terlihat kisut.
Perlu juga diperhatikan kebiasaan sehari-hari yang mempengaruhi kecantikan kulit, serta mempercepat hadirnya garis-garis ketuaan. Sebaiknya kebiasaan buruk yang dapat merusak kesehatan kulit di hilangkan. Disamping itu tak lupa perawatan, seperti mengoleskan pelembab di kulit wajah. Cairan dari pelembab akan terserap ke dalam, merangsang sel dalam kulit untuk menahan air dalam lapisan dermis, termasuk subkutan kulit. Ada lagi masker untuk mengencangkan kulit. Baca juga Cara Mengatasi Mencegah Kulit Keriput
Kalau tertarik hendak melenyapkan kerut di wajah dengan laser, dermabrasi, chemical peeling atau suntik silikon, saran Tresiaty, "Jangan hanya ikut-ikutan dan sebaiknya datang pada orang yang tepat. Tanyakan pula secara detail keselurahannya mengenai cara apa yang Anda pilih beserta komplikasinya."
Memang banyak cara untuk menjadi kulit cantik, tapi kita pun perlu berhati-hati dengan sekian banyak teknologi perawatan kecantikan. Dan jangan lupa, yang terpenting adlaah kecantikan yang memancar dari dalam.
Penulis : WF