Di Indonesia banyak perempuan yang mengalami Anemia, baik itu di pedesaan maupun di perkotaan. Gejala yang sering dirasakan adalah lelah, pusing, kurang nafsu makan dan mudah sakit-sakitan. Bagi Anda yang ingin menghindari gangguan ini, simaklah artikel berikut.
Ratna (26 tahun) adalah seorang ibu rumah tangga dan bekerja disebuah perusahaan asing, Ia sedang menunggu kelahiran anak keduanya. Tetapi belakangan ini, dia merasa penglihatannya berkunang-kunang, lemah, lesu dan gampang mengantuk. Setelah memeriksakan diri ternyata, ia sedang menderita anemia.
Kejadian seperti itu, menurut Drs. Benny A. Kodyat, MPA, sering terjadi. "Prevalensi anemia rata-rata ibu hamil di Indonesia mencapai 63,5%. Ini pula yang menyebabkan tingkat kematian pada ibu hamil tinggi".
Penyebab Anemia
Anemia disebabkan karena kekurangan zat besi. Selain itu, kekurangan asam folat juga bisa menjadi faktor kontribusi terjadinya anemia, terutama pada segmen populasi tertentu, yaitu saat ibu hamil.
Absorpsi (penyerapan) pada zat besi yang rendah dari pola makanan yang sebagian besar terdiri dari nasi dan menu yang kurang lengkap merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia. Kekurangan zat besi terjadi secara perlahan-lahan dan berlanjut melewati beberapa tingkatan sebelum sampai kepada anemia.
Kalau absorpsi zat besi dari makanan tidak cukup banyak dan keadaan ini berlangsung dalam waktu relatif lama, maka simpanan zat besi dalam bentuk ferritin di dalam hati menjadi sangat menipis. Pada keadaan ini, penyediaan zat besi untuk pembentukan sel-sel darah merah mengalami kekurangan jumlah, sehingga akan menyebabkan anemia.
Kadar besi di dalam tubuh sendiri dibagi dalam beberapa tingkatan. Pertama, non anemia nondefisiensi (normal). Kedua, non anemia defisiensi besi. Ketiga, anemia defisiensi (kurang) besi. "Berdasarkan uji kepekaan, batas kadar Hb yang kurang besi pada balita adalah hb 12 g/dl, wanita Hb 13 g.dl, dan pria Hb 14 g/dl," urainya.
Jangan Sepelekan Anemia
Ternyata anemia tidak hanya dialami oleh ibu habis saja, tetapi juga pada perempuan yang belum menikah. Hal itu terjadi karena banyaknya darah yang keluar pada saat menstruasi. Selain itu, keinginan untuk perpenampilan langsing dan melakukan diet secara tidak sehat juga bisa menjadi penyebabnya. "Gejalanya adalah perasaan lelah, pusing, kurang nafsu makan dan mudah sakit," ungkapnya lagi.
Anemia zat besi ini, diingatkan Benny, jangan disepelekan, selain menyebabkan produktivitas menurun, gangguan ini akan sangat berbahaya pada ibu hamil. Contoh yang paling sering terjadi adalah seringnya bolos kerja di kalangan wanita karier. Atau, di masa usia produktif sudah mulai terkena penyakit yang berat dan berbahaya.
Jadi tidak mengharankan jika banyak wanita di Indonesia yang menderita gangguan ini, dalam kondisi yang ringgan sampai yang berat dan mungkin Anda adalah salah satu diantaranya.
Cara Mengatasi Anemia
Jika konsumsi zat besi dari makanan rendah, hanya mencapai dua pertiga dari yang dianjurkan dan susunan menu makanan yang dikonsumsi tergolong tipe makanan yang rendah absorpsi zat besinya, ibu hamil akan mengalami anemia yang cepat. Selain itu kehadiran cacing tambang juga bisa memperberat keadaan anemia, penyidap cacing tambang pada usus ini bayak dijumpai di daerah-daerah tertentu, terutama daerah pedesaan.
Upaya untuk menanggulangi anemia bisa dengan mengkonsumsi makanan alami yang mengandung zat besi. Untuk ibu hamil diberikan tablet tambah darah minimal 90 tablet besi untuk 90 hari dari masa kehamilan hingga masa melahirkan.
Selain itu, tersedia juga sirup atau pil yang dinamakan suplementasi. Yaitu memberikan preparat besi dalam bentuk cairan (sirup) atau pil sebagai obat. Cara ini sering dijadikan satu-satunya metode pendekatan yang efektif, untuk memenuhi kebutuhan zat besi yang meningkat sangat tinggi dalam waktu yang singkat.
"Biasanya, anemia besi banyak pula terjadi di kalangan balita, anak sekaloh dan wanita karir. Bagi yang mengalami gejala anemia besi, multivitamin dengan kandungan zat besi yang tinggi sudah banyak yang tersedia dan tinggal membeli. Untuk ibu hamil, pil besi selain mengandung zat besi, hendaknya juga mengandung asam folat," ungkapnya lebih lanjut.
Benny menjelaskan bahwa pil besi mempunyai beberapa efek samping. Misalnya, mual, muntah, nyeri perut, diare dan konstipasi (sembelit). Semua jenis preparat besi menunjukkan efek samping yang kurang lebih sama.
Memang makanan alami sumber zat besi cukup banyak. Tetapi, untuk memenuhi kebutuhan itu, Anda membutuhkannya dalam jumlah yang banyak. Sebagai contoh, asupan besi akan cukup bila kita mengkonsumsi sekitar 3,5 kilogram daun singkong atau 1 kg hati hewan. Untuk itulah pil atau sirup penambah zat besi sangat diperlukan, tuturnya lagi.
Penulis: Djudjur LR
Ratna (26 tahun) adalah seorang ibu rumah tangga dan bekerja disebuah perusahaan asing, Ia sedang menunggu kelahiran anak keduanya. Tetapi belakangan ini, dia merasa penglihatannya berkunang-kunang, lemah, lesu dan gampang mengantuk. Setelah memeriksakan diri ternyata, ia sedang menderita anemia.
Kejadian seperti itu, menurut Drs. Benny A. Kodyat, MPA, sering terjadi. "Prevalensi anemia rata-rata ibu hamil di Indonesia mencapai 63,5%. Ini pula yang menyebabkan tingkat kematian pada ibu hamil tinggi".
Penyebab Anemia
Anemia disebabkan karena kekurangan zat besi. Selain itu, kekurangan asam folat juga bisa menjadi faktor kontribusi terjadinya anemia, terutama pada segmen populasi tertentu, yaitu saat ibu hamil.
Absorpsi (penyerapan) pada zat besi yang rendah dari pola makanan yang sebagian besar terdiri dari nasi dan menu yang kurang lengkap merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia. Kekurangan zat besi terjadi secara perlahan-lahan dan berlanjut melewati beberapa tingkatan sebelum sampai kepada anemia.
Kalau absorpsi zat besi dari makanan tidak cukup banyak dan keadaan ini berlangsung dalam waktu relatif lama, maka simpanan zat besi dalam bentuk ferritin di dalam hati menjadi sangat menipis. Pada keadaan ini, penyediaan zat besi untuk pembentukan sel-sel darah merah mengalami kekurangan jumlah, sehingga akan menyebabkan anemia.
Kadar besi di dalam tubuh sendiri dibagi dalam beberapa tingkatan. Pertama, non anemia nondefisiensi (normal). Kedua, non anemia defisiensi besi. Ketiga, anemia defisiensi (kurang) besi. "Berdasarkan uji kepekaan, batas kadar Hb yang kurang besi pada balita adalah hb 12 g/dl, wanita Hb 13 g.dl, dan pria Hb 14 g/dl," urainya.
Jangan Sepelekan Anemia
Ternyata anemia tidak hanya dialami oleh ibu habis saja, tetapi juga pada perempuan yang belum menikah. Hal itu terjadi karena banyaknya darah yang keluar pada saat menstruasi. Selain itu, keinginan untuk perpenampilan langsing dan melakukan diet secara tidak sehat juga bisa menjadi penyebabnya. "Gejalanya adalah perasaan lelah, pusing, kurang nafsu makan dan mudah sakit," ungkapnya lagi.
Anemia zat besi ini, diingatkan Benny, jangan disepelekan, selain menyebabkan produktivitas menurun, gangguan ini akan sangat berbahaya pada ibu hamil. Contoh yang paling sering terjadi adalah seringnya bolos kerja di kalangan wanita karier. Atau, di masa usia produktif sudah mulai terkena penyakit yang berat dan berbahaya.
Jadi tidak mengharankan jika banyak wanita di Indonesia yang menderita gangguan ini, dalam kondisi yang ringgan sampai yang berat dan mungkin Anda adalah salah satu diantaranya.
Cara Mengatasi Anemia
Jika konsumsi zat besi dari makanan rendah, hanya mencapai dua pertiga dari yang dianjurkan dan susunan menu makanan yang dikonsumsi tergolong tipe makanan yang rendah absorpsi zat besinya, ibu hamil akan mengalami anemia yang cepat. Selain itu kehadiran cacing tambang juga bisa memperberat keadaan anemia, penyidap cacing tambang pada usus ini bayak dijumpai di daerah-daerah tertentu, terutama daerah pedesaan.
Upaya untuk menanggulangi anemia bisa dengan mengkonsumsi makanan alami yang mengandung zat besi. Untuk ibu hamil diberikan tablet tambah darah minimal 90 tablet besi untuk 90 hari dari masa kehamilan hingga masa melahirkan.
Selain itu, tersedia juga sirup atau pil yang dinamakan suplementasi. Yaitu memberikan preparat besi dalam bentuk cairan (sirup) atau pil sebagai obat. Cara ini sering dijadikan satu-satunya metode pendekatan yang efektif, untuk memenuhi kebutuhan zat besi yang meningkat sangat tinggi dalam waktu yang singkat.
"Biasanya, anemia besi banyak pula terjadi di kalangan balita, anak sekaloh dan wanita karir. Bagi yang mengalami gejala anemia besi, multivitamin dengan kandungan zat besi yang tinggi sudah banyak yang tersedia dan tinggal membeli. Untuk ibu hamil, pil besi selain mengandung zat besi, hendaknya juga mengandung asam folat," ungkapnya lebih lanjut.
Benny menjelaskan bahwa pil besi mempunyai beberapa efek samping. Misalnya, mual, muntah, nyeri perut, diare dan konstipasi (sembelit). Semua jenis preparat besi menunjukkan efek samping yang kurang lebih sama.
Memang makanan alami sumber zat besi cukup banyak. Tetapi, untuk memenuhi kebutuhan itu, Anda membutuhkannya dalam jumlah yang banyak. Sebagai contoh, asupan besi akan cukup bila kita mengkonsumsi sekitar 3,5 kilogram daun singkong atau 1 kg hati hewan. Untuk itulah pil atau sirup penambah zat besi sangat diperlukan, tuturnya lagi.
Penulis: Djudjur LR